Friday, October 15, 2010

Kisah Kasih Cinderbolong

Scene 1 (di rumah Cinderbolong)

Once upon a time. Hiduplah seorang anak lelaki yatim piatu bernama Cinderbolong. Ia tinggal bersama ibu tiri dan kedua saudara tirinya yang jahat, Anarkis dan Drijila. Mereka sangat suka menjahati Cinderbolong. Bahkan Cinderbolong mereka jadikan sebagai pembantu. (Cinderbolong terlihat sedang menyapu. Ibu tirinya sedang kipas-kipas, sementara kedua putrinya yang jahat mengganggu Ciderbolong yang sedang menyapu)

Tiba-tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu. Serta merta Cinderbolong bergegas mendekati pintu dan membukanya.. Siapakah gerangan yang datang..?

Hulubalang : “Undangan dari Kerajaan Ngampoooonnnn......” (membuka sebuah gulungan dan mulai membaca isinya)

Oh rupanya dua orang hulubalang dari Kerajaan Ngampon. Mendengar hal itu, ibu jahat dan kedua putrinya bergegas mendekati hulubalang dan mengusir Cinderbolong.

Cinderbolong : (pergi menjauh, dan meneruskan menyapu. Sambil mencuri-curi dengar apa yang disampaikan oleh hulubalang)

Tak lama setelah menyampaikan berita dari kerajaan dan menyerahkan undangan tersebut kepada sang ibu tiri, kedua hulubalang segera meninggalkan rumah Cinderbolong. (Sementara Anarkis dan Drijila terlihat begitu girang sambil melompat-lompat. Tiba-tiba mereka melirik tajam ke arah Cinderbolong, lantas merebut dengan kasar sapu yang sedang digenggam oleh Cinderbolong.)

Anarkis : “Ahahaha.. aku akan bawa sapu ini. Dan pasti akulah yang akan dipilih oleh ratu!”

Drijila : “Lalu aku pakai sapu apa, Kak?” (dengan wajah sedih)

Ibu tiri : “Tenang sayang.. kita masih punya dua sapu lagi di belakang..”

Drijila : “Ah betul ibu? Ayo Kak..” (menarik lengan Anarkis. Pemain meninggalkan panggung)

Ibu tiri : “Ayo kita bersiap-siap..” (mengikuti kedua putrinya dari belakang, menjatuhkan undangan dari kerajaan dengan sengaja di hadapan Cinderbolong. Pemain meninggalkan panggung)

Setelah ibu dan kedua saudara tirinya pergi, Cinderbolong memungut undangan yang jatuh itu. Perlahan ia mulai membaca isinya.....

Oh rupanya undangan pesta dari Kerajaan Ngampon. Dan setiap tamu undangan wajib membawa sapu sebagai persyaratannya. Syarat yang aneh, gumam Cinderbolong dalam hati.

Anarkis dan Drijila : (sudah berdandan, berganti pakaian dan menggenggam sapu. Menghanpiri Cinderbolong)

Anarkis : “Ohohohooo.. kamu mau ikut ya? Sayang sekali, tak ada sapu lagi di rumah ini.. hohoho..”

Drijila : “Iya kasihan sekali.. hahaha”

Ibu tiri : “Maaf ya kami tidak bisa mengajakmu..” (menyindir Cinderbolong, lantas menoleh kepada kedua putrinya), “ayo sayang kita berangkat..”

A dan D : “Baik ibu..”

Sepeninggal ibu dan kedua saudara tirinya, Cinderbolong membaca kembali undangan yang masih ia genggam. Dengan wajah sedih, ia terduduk di lantai.

Cinderbolong : (mendesah sambil menitikkan air mata) “Huff.. malang sekali nasibku.. padahal aku ingin sekali ikut..”

Tiba-tiba, tanpa Cinderbolong sadari, datang sesosok makhluk serba hitam mendekatinya.

Papi peri : “Ba...!!!!” (mengagetkan Cinderbolong dari lamunannya)

Cinderbolong : “Aaaaa...” (melompat kaget), ”si...sii..siiiapa ka..kaauuu..?? Pergii.....!!!!”

Papi peri : “Tenang anakku..” (berjalan mendekati Cinderbolong, menyentuh pundaknya, dan tersenyum), “aku bukan orang jahat..”

Cinderbolong : “Lalu kau siapa?”

Papi peri : “Hm, saya biasa dipanggil PAPI PERI.. Papi dari Kerajaan Peri SOSMAS ceria..”

Cinderbolong : “Cie ciee.....”

Papi Peri : “Nah anakku, aku tahu mengapa kau bersedih. Aku tahu kau ingin sekali ikut pesta di Kerajaan Ngampon. Untuk itulah aku datang kemari hendak mengabulkan keinginanmu.. Lihat ini..”

Cling.... (Papi peri mengayunkan tongkatnya)

Cinderbolong : “Aaaa..” (tubuhnya tiba-tiba berputar dengan sendirinya. Pemain meninggalkan panggung)

Ada apa dengan Cinderbolong? Kemanakah perginya ia?

Cinderbolong : (pemain memasuki panggung dengan kostum yang necis, lengkap dengan sapu antiknya)

Papi Peri : “Nah, kau keren sekali nak...”

Cinderbolong : “Betulkah..?? Terima kasih papi..” (Cinderbolong tersenyum gembira)

Papi Peri : “Tapi kau harus ingat satu hal nak.. tepat pukul 12.00 siang, kekuatanmu akan hilang. Kau akan kembali compang-camping dan sapu ajaibmu akan kehilangan kekuatan. Jadi sebelum adzan dzuhur kau sudah harus meninggalkan kerajaan..oke?”

Cinderbolong : “Beres papi... tetapi... bagaimana aku bisa pergi ke Kerajaan Ngampon tanpa kendaraan?”

Papi Peri : “Jangan kuatir anakku, coba kau naiki sapu yang kau pegang itu.”

Cinderbolong : “Begini Pi? Eh, huwaaaaa.... tolong aku terbang....” (sapu yang dinaiki Cinderbolong tiba-tiba terbang, membawa Cinderbolong menuju Kerajaan Ngampon. Pemain meninggalkan panggung)

Papi Peri : “Selamat jalan anakku...” (melambaikan tangan ke arah Cinderbolong yang mulai terbang menjauh), “nah sekarang saatnya aku pergi.. ada rapat nih, bisa-bisa aku telat...” (pemain meninggalkan panggung)

Scene 2 (suasana pesta di Kerajaan Ngampon)

Saat ini, Cinderbolong masih dalam perjalanan menuju kerajaan. Sementara suasana pesta di Kerajaan Ngampon sudah sangat ramai. Lihatlah betapa bersemangatnya para tamu undangan menyapu. Menyapu? Yah rupanya ini adalah pesta KERJA BAKTI!!!! Rupanya Ratu Hana sedang mengadakan sayembara pemilihan kepala pelayan spesialis tukang sapu. Barangsiapa menyapu paling bersih, rajin, dan bersemangat, maka dia lah yang akan dipilih oleh ratu Hana.

Ibu tiri, A, D, dan para tamu : (berlomba-lomba menyapu, sambil sesekali tersenyum ke arah ratu Hana. Caper)

Ratu Hana dengan seksama memperhatikan para peserta sayembara, sambil diikuti oleh kedua hulubalangnya. Oh lihatlah Ratu Hana menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak puas. Tiba-tiba..

Cinderbolong : (Cinderbolong mendarat dengan sapu ajaibnya di halaman kerajaan) “Oh tidak, aku terlambat..” (Cinderbolong langsung menyusul, bergabung ke arah kerumunan, dan mulai menyapu)

Cinderbolong : “Yiihaaaaaa...!!!!”

(Musik diputar. Cinderbolong mulai menari diikuti oleh para peserta lainnya)

Ratu Hana rupanya begitu tersepona dengan aksi Cinderbolong. Wajahnya tersenyum, sambil berdecak kagum. (Ratu Hana dan dua hulubalangnya memperhatikan Cinderbolong sedang menari. Kemudian, perlahan ikut menari.)

(Musik selesai. Suara bel pertanda pukul 12 siang berdentang)

Tet.. tot...tet.. tot..

Cinderbolong : “Ah tidak, aku terlena..” (berhenti menari kemudian menjatuhkan sapunya, dan bergegas meninggalkan kerajaan.)

Ratu Hana : “Lho kok pergi? Pengawal!!!! Kejar dia!!!”

Ratu Hana, hulubalang, dan seluruh peserta sayembara mengejar Cinderbolong yang melarikan diri. Nah bagaimanakah kelanjutan kisah kasih Cinderbolong ini?

Sayang sekali pemirsa, waktu sudah habis. Jadi ceritanya berakhir sampai di sini... THE END

(Semua anak SOSMAS langsung kembali ke panggung, menyanyi bersama.. Musik berputar.. First Love by Utada Hikaru)

-------------------------

KETERANGAN : (PENTING!!!)

- Yang dicetak miring : dibaca oleh narator

- (Yang di dalam kurung) : action

- “Yang dikasih tanda petik” : dialog

Para Pemeran :

- Cinderbolong : PNF

- Ibu Tiri : RGA

- Anarkis (A) : YS

- Drijila (D) : TLK

- Hulubalang 1 : DA

- Hulubalang 2 : ASJ

- Papi Peri : DAM

- Ratu Hana : HA

- Peserta sayembara : seluruh anak SOSMAS

Narator : AP

Operator : DUNI

Naskah by : M

Saturday, October 2, 2010

Luka Hati

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya hari Sabtu tanggal 19 Januari 2008, aku mendapatkan luka-luka pada beberapa bagian tubuhku. Memar berwarna kebiru-biruan banyak membekas di kakiku. Ya, hari itu aku dan seorang temanku -sebut saja N- yang membonceng di belakang, terjatuh dari New Smash 110cc kesayanganku setelah menabrak pick up yang tiba-tiba berbelok. Alhamdulillah…ucapku dalam hati. Untung hanya memar di kaki. Dan aku pun sangat senang ketika kuketahui bahwa N baik-baik saja.

Setelah perasaanku sedikit tenang, kami melanjutkan perjalanan. Namun karena masih tegang, kusuruh N untuk membonceng temanku R yang kebetulan tidak ada yang memboncengnya. Mesin dinyalakan, dan kami pun meneruskan perjalanan kami yang sempat tertunda. Menuju ke sebuah penginapan di Kaliurang. Makrab SOSMAS.

Hari ini sudah memasuki bulan kedua tanggal enam. Memar “kenangan” sudah jauh-jauh hari kulupakan, bahkan beberapa saat setelah peristiwa itu, rasa sakitnya sudah hilang. Ah begitu mudahnya luka pada tubuhku sembuh pikirku. Namun mengapa luka hati susah untuk disembuhkan? Pertanyaan itu tiba-tiba muncul.

Luka hati, kan begitu lama terendap dalam diri. Hati yang luka, hati yang sakit, mengapa tak semudah menyembuhkan luka-luka biasa? Bahkan terkadang ia akan terasa semakin menjadi. Semakin sakit dan terluka. Semakin membutakan mata, menulikan telinga, serta melumpuhkan segalanya. Tidak, bukan! Bukan mata yang buta, bukan pula telinga yang tuli. Hatilah yang buta. Hatilah yang menjadi kotor. Itulah hati yang sakit, hati yang terluka.

Sesungguhnya, penawar hati yang luka adalah kecintaan padaMu. Obat hati yang sakit adalah kepasrahan kepadaMu. Obat yang begitu mudah dicari, namun mengapa begitu sulit aku mendapatkannya? Mungkinkah diri ini begitu kotor, Rabbi?

Coba renungkan, Cinta…

Sudah berapa lama kau tinggalkan baca Qur’anmu?

Sudah berapa lama shalat sunnah kau lalaikan?

Sudah berapa lama shalatmu jauh dari kekhusyukan?

Sudah berapa lama kau tidak merasakan manisnya berpuasa sunnah?

Sudah berapa lama, Cinta?

(Oh Rabbi, sungguh aku begitu kotor dan hina. Diri ini terlalu busuk untuk dapatkan cintaMu. Diriku seolah tak pantas menghadap diriMu yang Agung.)

(Rabbi, aku ingin sembuhkan luka hati ini. Aku tak rela syaithan terkutuk tertawa puas melihat keadaanku yang hina ini.)

(Rabbi, aku rindu merasakan manisnya kebersamaan denganMu. Aku rindu dengan belaian tanganMu yang senantiasa menguatkan jiwa ini.)

Hati yang merindu

07 Februari 2008 (00:31)

Cara Memberi Label pada Tulisan

Cari memberi label blog kita yang udah terlanjur diposting (blogger ; Bahasa Indonesia)
1. Klik 'perancangan' pada navbar
2. Pilih 'posting' --> edit entri
3. Berikan tanda 'check' (alias centang) pada checkbox di sebelah kiri postingan kamu yang akan kamu jadikan satu kategori/label
4. Selanjutnya klik 'aksi label' --> 'terapkan label' --> 'label baru'
5. Beri nama label sesuai dengan yang kamu inginkan
6. Ulangi langkah 3 untuk membuat label-label baru

Selamat mencoba!!

Akibat Utak-atik Blog

Hari ini aku lebih memilih untuk duduk diam di rumah menyelesaikan semua tugas-tugas yang memang harus aku selesaikan. Sambil membereskan activation code AutoCAD 2010 milikku yang hingga kini masih expired, aku pun menyambi untuk menengok blogku. Mengutak-atik blog, mengubah dan menambah tatanannya, asik juga ternyata.

Ada salah satu gadget baru yang ingin kutambahi di blog, yaitu "label". Selama ini, tidak ada satupun tulisan di blog yang aku beri label.. yah, mau gimana lagi, habisnya bingung mengkategorikannya! Nah makanya, hari ini aku 'iseng' mengkategorikan tulisan-tulisanku.

Tapi eh dasarnya emang gaptek, dan emang belum pernah nyobain pake label, edit sana sini dengan instingku (maklum lebih percaya insting daripada petunjuk :P).. akhirnya sempet ada salah satu tulisan lamaku yang kehapus.. Haduuuh, Na.. kamu gimana sih? Niatnya tuh tadi mengedit label yang salah, eh taunya malah tulisannya yang terhapus.. duh, duh.. Tak apalah biarlah itu menjadi pengalaman :D

Nah tulisan yang terhapus tadi akan aku re-post nanti, oke.. ^^ Judulnya "LUKA HATI"
Selamat membaca!

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)