Friday, June 21, 2013

Laskar Walimah



Bulan-bulan menjelang Ramadhan dan sesudahnya, kelihatannya menjadi bulan-bulan tersibuk laskar walimah. Laskar walimah? Ups, maaf aku lupa memperkenalkan diri. Salam kenal, aku adalah seorang aktivis laskar walimah.

Laskar walimah sebenernya cuma sebuah istilah, akal-akalan dari seorang temen untuk melabeli mereka yang rajin menyambangi satu walimah ke walimah lainnya, tanpa dibatasi ruang dan waktu. Nggak peduli seberapa jauh jarak yang mesti dilalui, nggak peduli waktu yang harus ditempuh. Selama masih bisa, berangkat! Begitulah prinsip para laskar walimah, mereka-mereka yang bukan lagi rajin tapi hobi memenuhi undangan walimah dengan berbekal keyakinan, Nggak papalah bersabar sebagai aktivis pendatang walimah, sebelum nantinya jadi orang yang didatangi.

---

Sebenernya kalau dibilang rajin banget sih enggak juga, tapi entah kenapa temen-temen melabeliku sebagai orang yang hobi banget datengin walimah. Sampai-sampai dengan ekstrimnya salah seorang temen membercandaiku begini, Kalau Dwinna nggak dateng, walimahnya nggak afdhol. Paraaaahh, teori yang super sesat -__-

Awalnya saat masih berstatus mahasiswa, aku bukan orang yang rajin banget banget dateng walimah. Selain undangan yang emang belum sebanyak sekarang, kesibukanku di kampus cukup menyita waktu dan perhatian. Padahal, nggak sedikit undangan yang kuterima. (Maaf beribu maaf buat temen-temen yang undangannya tidak berhasil aku penuhi.) Nah, pasca lulus kuliah barulah aku memulai kiprah sebagai aktivis laskar walimah. Aku pun mulai rajin menghadiri walimah. Yah, anggep aja sebagai wujud rasa bersalahku.

Selalu kutekankan pada diri sendiri untuk berusaha memenuhi undangan. Selama masih diberi kesehatan dan kekuatan, tidak alasan untuk nggak dateng (toh masih di Pulau Jawa, deket ini). Biar nggak nyesel atau ngerasa bersalah kemudian. Tapi emang sih, tetep ada pertimbangan-pertimbangan lain semisal budget, kesesuaian waktu, ada enggaknya barengan, dan lain-lain.

Well, aku percaya di dunia ini berlaku hukum karma. Dalam artian begini, kalau kita suka berbuat baik pada orang lain, insya Allah kita pun akan diperlakukan baik pula oleh orang lain. Sementara kalau kita hobinya bikin orang nelangsa, jangan kaget kalau suatu ketika kita dapet perlakuan serupa dari orang lain. Pernah kebayang nggak sih, udah susah-susah bikin acara, eh yang diundang pada nggak dateng? Aku jelas nggak mau dong kalau besok tiba giliranku yang nyebar undangan, eh malah pada nggak dateng. Bisa banjir air mata tujuh hari tujuh malem tuh! So, kalau masih bisa dateng undangan walimahan, kenapa enggak?

Selain itu, kebaikan-kebaikan dari mendatangi undangan walimah kukira nggak sedikit kok. Berikut ini sedikit dari yang berhasil kutemukan. Lets have a look!

  • Dengan mendatangi undangan walimah, kita berarti telah memenuhi hak saudara kita. Memenuhi undangan itu merupakan akhlak sesama muslim kan?
  • Dapet keberkahan dan pahala silaturahmi. Nggak cuma silaturahmi dengan mempelai dan keluarganya aja, tapi juga dengan tamu-tamu lainnya. (Aku jadi saksi hidup yang merasakan efek silaturahmi dari ngedatengin walimah. Nggak jarang pake banget, aku dapet temen baru gara-gara dateng walimah. :P)
  • Kedatangan kita merupakan kebahagiaan bagi si pengundang. Membuat orang lain bahagia itu berpahala kan?
  • Ceritanya nih, si pengundang bahagia dengan kedatangan kita, terus mereka berdoa sama Allah semoga kita-kita yang masih single ini segera nyusul. Eh siapa tau diaminin malaikat, lumayan kan?
  • Selain itu, kalau kita mendoakan kebaikan bagi orang lain, maka doa itu akan berbalik pada kita. Wah, siapa yang nggak mau?
  • Dapet makan gratis. (Ups, ketulis) Haha maaf maaf, kalo yang satu ini sebenernya cuma cipratan rezeki gara-gara dateng walimah, bukan tujuan utama. (Serius, aku dateng walimah bukan buat hunting makan gratis kok! XD)
  • dan lain-lain.

---

Secara pribadi, aku sebenernya punya pertimbangan lainnya. Waktuku di sini kayaknya udah nggak lama lagi. Mumpung aku masih berada di tanah air ini, puas-puasin deh datengin undangan walimah temen. Ntar kalau udah berpindah posisi ke Negeri Sakura, dipastikan bakal repot kalau harus balik ke sini buat ngedatengin walimah. Ya nggak? So, buat temen-temen yang masih single, ayo kapan segera menyusul? Mumpung aku masih di Jogja lho. ^o^d *pede mode: on*

Oiya sebagai penutup, ada sedikit intermezzo nih. Para anggota laskar walimah yang masih berstatus singlewan singlewati hampir pasti tak luput dari pertanyaan, Kapan nyusul?
 
Wajar sih kalau pertanyaan seperti itu semakin menjadi-jadi. Maklum, udah masuk usia siap atau layak nikah (?) versi orang Indonesia. Tapi udah, udah nggak usah galau. Jawab saja begini, Tak ada gunanya kau bertanya padaku karena aku pun tak tahu. Hanya Allah yang tahu jawabannya. *tsaaahh!

Dan biarkan waktu yang menjawabnya. :)
Barakallah!


Jogja, June 21, 2013 17:30
Meidwinna Saptoadi

Monday, June 17, 2013

The Rules of Visiting a Baby



Kemarin sore, ketemuan lagi sama temen-temen KKN. Padahal tepat satu pekan yang lalu kami abis ketemuan juga lho. Cuma bedanya, kalau pekan lalu kami mendatangi kondangan, nah kali ini kami mengunjungi ponakan pertama kami yang usianya belum genap sepuluh hari di dunia ini, Muhammad Akhtar Farqadain.

Duh, Dek Akhtar lucu banget bikin mupeng kami yang kemarin silaturahmi. Hehe, semoga dirimu segera dapet sepupu dari tante dan om yang lain, ya Dek. ^^ 

Sejak sesaat sebelum mengunjungi Akhtar sampe sepulang dari sana, ada pikiran yang cukup mengganjal. Nggak mengganjal juga sih, cuma sedikit menggelitik. Newly born baby, entah berapa ratus tangan yang menyentuhnya (lebay). Maklum, makhluk mungil itu bakalan jadi artis yang mampu memikat siapa pun yang melihatnya. So, wajar kalau banyak orang yang mupeng banget pingin megang-megang dia. Tapi, tidakkah kita sadar bahwa semakin banyak tangan yang menyentuhnya, maka semakin besar pula bahaya yang mengancam si bayi? Kenapa bahaya? Karena nggak semua orang tahu apa yang sebaiknya dilakukan dan yang tidak. Itulah kenapa seorang ibu yang bayinya dikunjungi mesti super strict dan waspada!

Nah, dari hasil pengamatan selama ini plus mengumpulkan informasi-informasi yang pernah kudengar, aku lalu merumuskan sendiri tentang apa yang sebaiknya diperhatikan ketika mengunjungi baby. Statusnya bisa berubah dari sunah jadi wajib kalau kita mau menggendong baby, lho! Memang sih, perumusan ini berdasarkan sok taunya aku, tapi gini-gini aku dulu cukup pengalaman lho ngurusin baby. Maklum, waktu adik-adikku masih kecil, aku udah terbiasa bantuin ibu ngurusin mereka. So, masih lumayan inget lah gimana-gimananya, hehe. Well, check this out!

The rules of visiting a baby:

-          Cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh baby, wajib nih! Imunitas bayi tidak sebaik imunitas orang dewasa. Mereka masih rentan, lebih gampang terkena penyakit. So, mesti ekstra hati-hati! Dan, kalau kita ngerasa baju atau badan kotor, sadar diri deh, mendingan nggak usah nggendong bayi. Tahan diri, besok-besok gendong anak sendiri ajalah, hehe.

-          Hindari menyentuh bagian wajah bayi, pegang tangan atau kaki aja deh. Buat kehati-hatian aja sih, siapa tau meskipun kita udah cuci tangan tapi ternyata belum bersih-bersih amat. Nah tuh, kasian baby-nya kan?

-          Hindari kuku panjang. Potong kuku dulu deh sebelum mengunjungi bayi. Selain bisa menyakiti bayi, kuku panjang itu kalau kita nggak pinter-pinter ngebersihin dan ngerawat, bisa jadi sarang kuman.

-          Hindari pake perhiasan di tangan seperti cincin dan gelang. Bahkan kalau perlu jam tangannya bisa dicopot aja, apalagi kalau jam tangannya nggak ramah buat nggendong bayi.

-          Terutama buat temen-temen yang berjilbab nih, hindari pake bros ya. Pokoknya kostum bagian depan sebaiknya free aksesoris. Selain itu, diusahakan kalau pake peniti yang safe, nggak gampang copot. (Kemarin aja bagian jilbab yang biasanya kupakein jarum pentul akhirnya kuganti pake peniti, cari aman! Hehe)

Hm, sebenernya masih ada hal-hal penting seperti tentang cara atau teknik menggendong bayi dan lainnya. Tapi kayaknya soal itu nggak perlu kujelasin deh. Kalau mau tau lebih lanjut mendingan tanya aja sama mereka-mereka yang udah jadi ibu. Aku yang masih single ini nggak mau sok tahu lebih banyak, hehe.

Soal ini mungkin ini kedengeran sepele ya, but as I see it, ini penting banget lho. Dan, aku sendiri berusaha untuk berhati-hati terhadap anak orang lain dan mematuhi peraturan yang kubuat sendiri itu karena aku juga pengen orang lain berhati-hati terhadap anakku besok. Okay, segini dulu aja deh sharing kali ini. Semoga bermanfaat. ^^

Selamat buat Mini dan Mas Yahya atas kelahiran putra pertamanya. Semoga jadi anak yang sholeh, terlantun doa serta salam sayang dari om dan tante semuanya :)


Jogja, 17 Juni 2013 17:30
Meidwinna Saptoadi
www.meidwinna.blogspot.com



                                                                                           

Sunday, June 16, 2013

Moon Lovers (Tsuki no Koibito)




Bahwa sebuah lagu bisa membangkitkan memori lama adalah benar. Gara-gara nggak sengaja abis ndengerin lagu Koi no Ame (Love Rain), aku pun merogoh kembali koleksi filmku untuk menonton ulang J-drama yang berjudul Tsuki no Koibito (Moon Lovers). Koi no Ame adalah original soundtrack yang dinyanyikan oleh Kubota Toshinobu untuk film itu.

The genre of that film is romantic, totally romantic! Although romantic films are not my interest, Tsuki no Koibito is one the exceptions. Film bergenre romantis umumnya terlalu mainstream, lebay, gitu-gitu doank, dengan ending yang hampir selalu bisa dipastikan happy. Malesinnya setengah mati sampai pengen banting meja, kursi, atau apapun yang bisa kubanting. Tapi di film ini, cerita romantisnya dikemas dengan apik dan menarik.

Tsuki no Koibito is one of my favourite Japanese drama. Ada beberapa hal sih yang bikin aku tertarik sama film ini. Tapi tentunya bukan karena sisi romantisnya lho cuma kebetulan aja filmnya bergenre romantis. Ketertarikanku pada film ini lebih pada kekuatan karakter tokoh-tokohnya. Ciri khas orang Jepang yang suka bekerja keras dan pantang menyerah sangat tergambar jelas. Dan kebetulan, tema film ini tentang desain interior, so, masih ada hubungannya lah sama minatku (baca: arsitektur).

Tokoh utama dari film ini adalah Hazuki Rensuke (diperankan oleh Takuya Kimura), seorang direktur perusahaan interior terbesar kedua di Jepang. Kalau udah soal pekerjaan, Rensuke is a hardworking and strong-willed person, but hard-headed, hard-nosed, cold-hearted, thick-skinned, insensitive and unbelievably annoying person! Ia menghalalkan segala cara dalam urusan pekerjaan, bahkan dengan cara kotor sekalipun nggak masalah. Rensuke nggak pernah mau peduli urusan orang lain, nggak peduli soal perasaan orang-orang yang dia sakiti. Masa bodoh. Nggak sedikit karyawan maupun rekan kerjanya yang jadi korban sakit hati. Tapi lucunya, banyak cewek yang tertarik alias jatuh cinta setengah mati sama dia. Walaupun nyebelinnya minta ampun, Rensuke punya inner beauty yang tanpa ia sadari mampu memikat para wanita. Karakternya yang charming dan cool membuat mereka jatuh cinta padanya.

Heroine di film ini adalah Ninomiya Maemi yang diperankan oleh Shinohara Ryoko. Dia adalah rekan kerja sekaligus teman dekat Rensuke sejak semasa kuliah. Aku suka banget sama karakter Maemi. Meski sama-sama workaholic seperti Rensuke, tapi kelebihan Maemi adalah cheerful, wise, mature, kind-hearted, soft-hearted, easygoing, good-humoured, etc. What a lovely woman! Dibandingkan Rensuke, usaha kerja keras Maemi dan kecintaannya pada pekerjaan lebih tergambar jelas di film ini. Struggle-nya sungguh bikin wow! Pernah dia berhasil menyelesaikan request hanya dalam waktu semalam. Ini sangat memotivasiku sebagai seorang arsitek!

Ada beberapa pelajaran yang bisa kupetik dari Maemi. Satu, kalau kita bersungguh-sungguh dalam pekerjaan kita, maka tidak ada yang tidak mungkin (meskipun dalam urusan hasil Allah yang menentukan sih). Dua, kalau kita mencintai pekerjaan kita maka segalanya akan berjalan lebih mudah. Tiga, jangan takut menerima tantangan (dalam hal pekerjaan) meskipun di awal kelihatannya impossible buat diselesaiin. Wow, two thumbs up for Maemi!

Dari tadi baru ngebahas soal Rensuke dan Maemi. Lalu bagaimana dengan tokoh yang lain? Hm, sebenernya banyak tokoh pendukung di luar mereka berdua. Tapi, di tulisan ini aku cuma mau ngebahas soal mereka aja. Karena menurutku cuma mereka yang karakternya menarik. So, kalau penasaran dengan tokoh lainnya, nonton sendiri aja ya! :)

Okay, back to Maemi. Bisa dibilang, Maemi adalah satu-satunya orang yang selalu berada di sisi Rensuke. Sebenernya banyak wanita yang pernah dekat dengan Rensuke, namun pada akhirnya mereka selalu meninggalkannya karena lama-lama nggak tahan dengan sikapnya. Cuma Maemi yang selalu di dekat Rensuke. Cuma Maemi yang bisa memahami Rensuke lebih dari siapa pun. So, pantes aja kalau Rensuke merasa nyaman membuka diri pada Maemi dan mengandalkan sahabatnya itu.

Maemi tahu di balik sikapnya yang dingin, Rensuke sebenarnya peduli dan memiliki hati yang baik. Di balik poker face-nya, Rensuke sesungguhnya menderita dan kesepian. Namun masa lalunya lah yang membuatnya menjadi orang yang sadistis seperti sekarang. Untuk itulah sebagai seorang sahabat yang baik, Maemi selalu berusaha men-support sahabatnya itu. Bahkan konsekuensinya adalah dia harus mengorbankan perasaan yang diam-diam dipendamnya terhadap Rensuke. 

(Haha, sayangnya Rensuke dan Maemi bukan suami istri. Kalau mereka sudah menikah, pasti oye banget tuh. Seorang istri yang selalu mendukung, menguatkan, dan mendampingi suaminya meski seluruh orang di dunia ini meninggalkannya lebay deh.)

Meski orangnya menyebalkan, dari Rensuke ini aku juga belajar banyak hal. Belajar tentang karakter manusia. Nggak sedikit satu dua orang atau bahkan belasan orang di sekeliling kita yang memiliki karakter yang membuat kita pengen memutilasi mereka (sadis!). Tapi jangan keburu emosi dulu, cobalah untuk berpikir positif! Contoh nih, banyak kan dosen killer yang nyebelinnya setengah mati? Nah, tapi kenapa harus membenci mereka?

Yakinilah setiap orang punya sisi baik di dalam dirinya. Dan percayalah bahwa manusia itu bisa berubah. Umar bin Khattab ra yang di masa jahiliyah-nya begitu keras membenci Islam saja bisa dapat hidayah, kenapa orang biasa tidak bisa? 

Percayalah setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ketika ada orang-orang seperti Rensuke, tugas kita adalah mengingatkan bukan meninggalkan mereka. Tidakkah kalian percaya dengan kekuatan doa? Doakan mereka dan selalulah bersikap positif. :) #NtMS

Well, sebagai penutup, aku kasih satu lagi sedikit bocoran alias spoiler dari film ini. Sebuah pelajaran lainnya yang bisa kita petik dari film ini adalah soal jodoh. Jodoh adalah sesuatu yang misteri. Kita tidak akan pernah bisa menebak siapa yang kelak akan menjadi jodoh kita. Bisa jadi, orang yang dengannya kita akan bersama kelak adalah seseorang yang sama sekali tak disangka-sangka. It is not impossible for an unrequited love becoming a requited love someday, haha. Who knows?

Jogja, 16 Juni 2013 12:00
Meidwinna Saptoadi


Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh...

(Puji syukur kehadirat Allah yang masih memberikan nikmat iman dan Islam pada diri ini..)

Selamat datang di blogku yang mungkin hanya berisi secuil pemikiran dan ungkapan isi hati...

Sungguh, kebenaran datangnya hanya dari Allah. Adapun kesalahan datangnya murni dari diri ini. Untuk itu mohon masukan, kritik, dan sarannya serta mohon dimaafkan atas segala kesalahan. Terima kasih. Selamat menikmati. Semoga bermanfaat dan membawa berkah. Amin

(Mulakanlah dengan membaca Basmalah.... dan akhirilah dengan Hamdalah..)